Tampilkan postingan dengan label foto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label foto. Tampilkan semua postingan

19 Januari 2008

Genteng Bocor


Sebelumnya saya pikir, hujan sepertinya sudah mulai berlalu. Soalnya dua hari lalu, panas menyapa dengan agak galak. Jemari-jemari matahari yang menyentuh bumi, kadang menyengat bahkan tak jarang memanggang kulit.

Kemarin seharian saya beraktifitas di luar rumah. Ketemu sejumlah orang di berbagai tempat. Akhirnya di sore hari,begitu tiba di rumah, badan jadi agak lemas. Sepertinya karena panas yang lumayan oke, plus kurang minum, jadi dehidrasi.

Tak diduga, hari ini hujan lagi. Pagi tadi memang hanya rintik gerimis. Siang hujan deras banget. Lalu sore, hujan agak perlahan.

Praktis hari ini cuma nongkrong di rumah. Memang sempat ke luar, menuju pusat kota di jalan A. Y. Patty, untuk beli ember kecil. Tapi langsung pulang, karena itu ember untuk menadah tetesan hujan yang jatuh dari plafon yang gentengnya bocor.

Tik...tik...tik... Bunyi hujan di atas genteng. Airnya turun, tidak terkira. Lantai di rumah, basah semua. Hehehe.

14 Januari 2008

Jumpa Daniel Sahuleka di Sibu Sibu Cafe


Jika Anda penikmat kopi dan sedang berada di Ambon, rasanya tidak lengkap kalau Anda tidak mampir ke Sibu Sibu Cafe. Sebuah rumah tempat minum kopi, yang cukup sederhana dan berada di tengah kota, tidak jauh dari simpang empat Tugu Trikora. Lokasi bangunannya, persis berseberangan dengan Gedung KNPI Maluku di jalan Said Perintah.

Lalu, apa yang istimewa dari rumah kopi ini? Pasti Anda bertanya begitu. Ya, dibanding sejumlah besar rumah kopi di Ambon, Sibu Sibu punya sederat keunikan. Mulai dari menunya yang khas Maluku, sampai alunan musik yang diputar juga khusus bernuansa Maluku. Bukan hanya musik masa kini, musik nostalgia (yang pemusiknya mungkin sudah lama wafat pun) tersedia.

Keunikan lain, yaitu hanya di Sibu Sibu lah Anda bisa menikmati aneka poster & foto seniman atau olahragawan berdarah Maluku berkewarganegaraan Indonesia atau Belanda. Sebut saja di bidang olah raga, ada Ely Pical (legenda tinju Indonesia), Jacob Sihasale (legenda sepak bola Indonesia), atau Ina Lopulissa (1st World Championship 1989) dan Giovani Van Bronchos (mantan pesepak bola klub Barcelona) kediaman Belanda.

Lalu di deretan seniman atau musisi, ada poster Alm. Bruri Pesolima, Ruth Sahanaya, Glen Fredly, trio Mollucas sampai Daniel Sahuleka.

Jadi jangan lupa mampi menikmati kopi 'rarobang' ditemani kue 'yabu' atau 'poporcis' sambil menikmati alunan musik mendayu-dayu dari Daniel Sahuleka.







11 Januari 2008

Cakar Bongkar




Di Ambon, bagi orang yang ekonominya menengah ke bawah, istilah 'cakar bongkar' cukup lekat dengan kehidupan mereka. Di daerah lain mungkin ada juga 'cakar bongkar.' Ini adalah tempat dijualnya pakaian bekas layak pakai. Umumnya diimport dari negara tetangga seperti Singapura. Karena barangnya diimport, maka tak jarang pakaian yang dijajakan di situ ada yang bermerek papan atas, sebut saja Hugo Bos atau Calvin Klein sebagai contohnya.


Bicara soal barang bermerek di cakar bongkar ini, saya jadi ingat tayangan infotainment, yang menceritakan perburuan beberapa orang artis ke kawasan pakaian bekas layak pakai di daerah Proyek Senen Jakarta. Ini mungkin salah satu kawasan pakaian 'cakar bongkar' terbesar di Jakarta. Dengan alasan barangnya masih bagus bahkan bermerek, maka si artis selalu menyempatkan berbelanja di situ. Setelah berbelanja dia lantas membawanya ke loundry untuk dicuci.


Di Ambon, mungkin ada orang berduit juga yang datang ke kawasan pakaian 'cakar bongkar' di daerah Pertokoan Mardika yang panjangnya sekitar 10 meter ini. Cuma karena gengsi, lebih banyak yang datang dengan sembunyi-sembunyi.

10 Januari 2008

Satu Sisi Kota Ambon



Hari ini hampir seharian sibuk di rumah. Mumpung cuaca lagi bersahabat dan air PAM lagi jalan, sekalian saja beres-beres rumah. Baru agak sore iseng muter-muter dengan motor kesayangan. Pas sampai di turunan kawasan Tanjung Batumerah, berhenti sebentar menjepret Kota Ambon dari situ. View-nya memang asyik, apalagi didukung nuansa senja yang manis seperti ini.

Jika Anda baru pertama ke Ambon dan datang ke kota ini menggunakan pesawat, begitu sampai di view ini, dari arah airport Pattimura di Laha, itu tandanya Anda segera memasuki pusat Kota Ambon.

Senja Teluk Ambon


Masih foto dari momenta senja Teluk Ambon. Yang ini dengan nada warna yang lain, atau saat-saat sebelum matahari benar-benar turun ke peraduan.

09 Januari 2008

Senja yang Indah


Hari ini benar-benar cerah. Cuaca yang begitu bersahabat memungkin saya seharian bisa beraktifitas di luar rumah, bertemu beberapa kolega.

Saat pulang ke rumah di sore hari, ketemu view sunset Teluk Ambon dari Pasar Batu Merah, yang cukup indah. Tentu saya tidak melewatkan moment tersebut dan langsung menjepretkan kamera 3.2 Mpix dari HP kesayangan saya. Dua anak yang kebetulan sedang besenda gurau di talud, rasanya ikut mendukung sebagai foreground yang menarik. Semoga para pengunjung bisa menikmatinya.

08 Januari 2008

Transportasi Laut Aktif Lagi


Syukurkah, hari ini cuaca mulai bersahabat. Sejak Subuh matahari menyapa pagi dengan senyum semburat orange-nya yang manis. Lalu mentari menapaki siang dengan terik yang menyengat. Sementara aktifitas di pelabuhan tradisional mulai ramai dengan kegiatan bongkar muat. Saat para penumpang berharap-harap, kepulangan mereka ke kampung halamannya kali ini tidak tertunda lagi. Dan, semoga mulai hari ini, cuaca benar-benar sudah bersahabat.

Selamat Pagi



Biasanya saya bangun agak kesiangan. Karena itu selama menekuni hobby fotografi, hanya beberapa kali dapat moment matahari terbit (sunrise). Syukurlah pagi ini, di saat cuaca Ambon lagi bersahabat, saya berkesempatan menjepret suasana sunrise. Kebetulan ada sisa semburat orange di langit, langsung saya bidikan kamera HP dari atas dermaga Pelabuhan Navigasi Ambon. Terlihat sejumlah kapal sedang berlabuh & perahu nelayan yg pulang melaut. Semuanya menyapa Anda: Selamat Pagi.

07 Januari 2008

Di Antara Sampah


Bagi sebagian dari kita, sampah berarti jijik atau bau busuk yang harus dihindari. Padahal kita juga tiap hari memproduksi sampah-sampah itu. Jangankan untuk berlama-lama di dekatnya, lewat saja kadang-kadang terburu-buru sambil menutup hidung. Kita kadang lupa, ada orang yang mengais rejeki dengan bekerja mengangkut sampah rumah tangga yang tak jarang baunya benar-benar menusuk hidung. Bau sampah bagi mereka adalah sesuatu yang biasa dan diakrabi untuk menyambung hidup. Seperti dua anak yang asyik bercengkerama di dekat tumpukan sampah kawasan Jl. Sam Ratulangi Ambon ini.

06 Januari 2008

Murah Meriah

Di Ambon hanya ada satu pusat hiburan berbayar, yg bisa dinikmati anak-anak. Pusat permainan untuk anan-anak dan juga orang dewasa ini, adanya di Plaza Ambon. Yang punya uang, tentu bisa bermain sepuasnya di situ. Yang tidak punya uang, terpaksa gigit jari, cuma bisa menonton dari jauh. Untunglah sekarang ada bisnis 'odong-odong' yang menyasar kaum berkurang. Dengan biaya hanya Rp.1.000, mereka bisa sedikit menikmati kegembiraan.

05 Januari 2008

Menu Makan, Siang Tadi



Selera makan orang so pasti berbeda-beda dan bervariasi. Selalu ada saja menu baru yg dicicipi atau disantap. Karena itu, tidak mengherankan banyak majalah & tabloid khusus masakan diterbitkan. Di layar kaca juga idem dito. Semua stasiun teve beradu tayang acara kuliner, dengan berbagai setting. Ada yg hanya di studio ber-setting dapur. Ada yg di outdoor dekat pantai, di gunung atau bahkan dekat dekat kolam renang. Ada juga yg di-shot langsung dari restoran tertentu, yg cukup terkenal karena menunya lezatnya. Semua itu sekadar untuk memuaskan hasrat & selera makan pemirsa, dengan panduan maupun aneka tips kuliner.

Nah, ngomong soal selera makan, saya jadi teringat nama Supira yang sempat disinggung rekan Since pada kolom komentar untuk tulisan: Sarapan Pagi. Tapi menulisnya, bukan berarti saya juru bicara atau humas tempat makan bernama Supira ini.

Yang pasti, jika rekan-rekan berada di Ambon dan menanyakan tempat makan siang yang murah dan meriah bernama Supira ini, orang pasti tau tempatnya. Selain karena mejadi tempat makan siang favorit, hampir semua orang di Ambon pernah mencicipi makanannya. satu tempat makan favorit di Ambon bernama Supira, yg sempat

Tapi rekan-rekan akan kecewa jika membayangkan tempatnya model restoran-restoran di kota besar. Karena Supira hanyalah satu warung kecil di gang kecil kawasan A. Y. Patty Ambon.

Apa istimewanya warung Supira? Mungkin rekan-rekan akan bertanya begitu. Bagi saya dan beberapa rekan lain yang pernah singgah untuk makan di situ, soal rasa yang selalu membangkitkan kerinduan kami untuk menyantap menunya. Sama seperti kerinduan yang diutarakan rekan Since tadi. Saya tidak tau kalimat yang tepat untuk menggambarkannya, mungkin cukup mengutip kata Mas Bondan Winarno yang cukup populer itu: Pokoknya Maknyos.

Padahal, menu warung Supira biasa-biasa saja. Nasi dengan sayur oseng-oseng tempe, laksa atau bihun (mihun?) dan sayur pepaya. Bisa ditemani sebutir telur rebus atau cukup sepotong ikan goreng. Cuma itu menunya yang paling favorit. Menu lainnya, tahu kecap dan gado-gado. Meski hanya itu menunya, namun di saat istirahat siang, rekan-rekan harus datang lebih awal jika tidak ingin antri menunggu konsumen lain selesai makan. Atau memesan nasi dan kawan-kawannya itu dibungkus untuk di bawa pulang.

Yap, menunya ada di mana-mana. Warung lain pasti juga punya menu itu. Tapi soal rasa, pasti berbeda-beda. Belakangan saya jadi tau, rasanya yang ngengenin itu, karena semua bahannya dimasak di atas tungku dan menggunakan kayu bakar. Kayu yang digunakan ini, adalah kayu-kayu bekas peti kemasan yang diperoleh dari ekspedisi pengiriman barang.

Satu lagi yang membuat masakannya nikmat disantap, menurut saya pribadi, mungkin karena diolah dengan “cinta”. Hehehehe. Maksud saya, sekitar lima prang ibu (rata-rata berusia antara 40 sampai 50-an tahun) yang menangani dapurnya memasak sambil bersenda gurau. Tak sedikit pun saya lihat ada yang memasang tampang masam atau muram. Karena itu saya selalu happy menyantap sepiring nasi warung Supira, yang fotonya ada di atas itu.



Menikmati Pukulan Ombak

Di mana-mana cuaca, terutama di laut, lagi tidak bersahabat. Menurut kabar yg dilansir situs berita RadioBakuBae.com, gelombang air laut pada perairan Maluku bahkan mencapai tinggi sembilan meter. Para nelayan terpaksa banyak yg tidak bisa melaut. Buntutnya harga ikan di Ambon jadi melonjak beberapa kali lipat dari harga normalnya.

Warga yg tinggal di tepi pantai pun ikutan was-was, kalau-kalau rumahnya diterjang ombak. Tapi yang namanya anak-anak, hantaman keras ombak besar di talud Pusat Pertokoan Mardika ini, justru dijadikan ajang bermain. Setiap pukulan ombak pecah di talud, mereka langsung berlari-larian sambil bercanda dan ketawa terbahak-bahak. Jadi ingat masa kecil di kawasan pantai Mardika ini. Ketika lautnya belum tercemar. Ketika belum banyak 'terumbu karang' dari tas kresek sampah belanjaan berlabuh di dasarnya.

Dunia kanak-kanak memang selalu polos dan apa adanya. Bagaimana masa kanak-kanak sahabat sekalian? Pasti banyak pengalaman menarik ya.

04 Januari 2008

Minyak Tanah Masih Langka


Sampai Jumat (4/1) ini, minyak tanah masih jadi barang langka di Ambon. Hampir di setiap kawasan di ibukota Provinsi Maluku ini, terlihat antrian warga yg ingin mendapatkan minyak. Ini salah satu antrian warga di Kawasan Ongko Liong, Desa Batu Merah Ambon.

Mengharap Sedekah

Mungkin sudah jadi pemandangan umum di hampir semua masjid di tanah air, setiap shalat Jumat tiba. Selain dipadati jamaah shalat Jumat, pelataran masjid juga diisi para gelandangan & pengemis ('gepeng'), seperti yg terlihat di pelataran Masjid Raya Al Fatah Ambon ini. Mereka datang dengan harapan mendapat rejeki dari orang yg datang shalat & mau berbagi sedekah. Kaum 'gepeng' di Ambon, dilihat secara sepintas jumlahnya meningkat beberapa tahun belakangan ini. Terutama pasca tragedi kemanusiaan yg melululantahkan Provinsi Maluku. Saat banyak orang kehilangan pekerjaan atau saat banyak anak kehilangan orang tua.

03 Januari 2008

Sarapan Pagi


Pagi ini saya sarapan lontong sayur. Sosoknya mirip dgn lontong sayur di Jakarta,namun taste-nya agak beda. Kalo di Jakarta ada nuansa manisnya, yg di Ambon ini agak asin. BTW, bicara soal makanan, di Kota Ambon, ada 1 kawasan yg warganya terkenal tukang masak. Namanya Desa Batumerah. Letaknya hanya 1 km dari pusat kota. Dari pagi Subuh sampe malam, bisa nyari makanan pengganjal perut di sini. Hampir tiap gang di desa ini, ada aja yg jualan makanan. Mulai dari aneka keu sampai aneka makanan berat seperti nasi kuning & nasi kelapa (serupa tapi tidak persis sama dgn nasi uduk di Jakarta). Yg unik,jika di daerah lain, nasi kuning biasanya ada kalo lagi hajatan, maka di Ambon bisa didapatkan setiap pagi & malam. Harga aneka makanan tadi, mulai dari yg hanya Rp.1.000 sampai Rp.5.000. Oh ya, sepiring lontong sayur ini saya dapatkan dengan harga Rp.3.000. Ada yg berminat?

02 Januari 2008

Koran Belum Terbit


Hari kedua di tahun yg baru. Rutinitas pagi berjalan seperti biasa. Bangun, cuci muka, sikat gigi, lalu ngopi atau ngeteh sambil baca koran. Wah baru ingat koran lokal di Ambon belum terbit, masih liburan. Jadinya pagi ini tidak ada koran yang diselipkan di bawah pintu. Tapi rutinitas pagi ini tetap harus jalan. Terpaksa deh, buka2 koran lama, yg sebenarnya sudah diikat untuk diloakin. Sekadar cari bahan bacaan, sebelum pergi mandi. Jujur aja, dari semua halaman koran yg ada, biasanya ada yg kelewat gak sempat dibaca, selain halaman iklan tentunya. Ok, selamat mengisi hari kedua di tahun 2008.

01 Januari 2008

Hari Pertama Thn 2008 Sepi


Hari pertama tahun 2008, semua jalanan di Ambon sepi. Hanya satu dua pejalan kaki dan angkutan yang melintas, seperti yang nampak di kawasan Jl. A.Y. Patty ini. Kondisi ini terutama karena hujan yang turun seharian, membuat warga jadi enggan keluar rumah.

31 Desember 2007

Mulai Melangkah


Beberapa jam lagi, terompet ditiup, petasan dibunyikan, kembang api dilesatkan ke udara. Hari terakhir di tahun 2007 pun ditutup. Hari baru di tahun 2008 lalu ditapaki. Tak lupa doa dipanjatkan, Semoga di tahun yg baru, kesehatan, kerja, bisnis, karir, pendidikan, dan lain sebaiknya, lebih suskses, maju & berkembang dari tahun sebelumnya. Aku juga berharap blog yg baru mulai kuisi, & selanjutnya akan kutorehi dgn berbagai cerita kenangan tentang aku & para sahabat ini,bisa rutin hadir. Amin. Terakhir tak lupa kusampaikan: SELAMAT TAHUN BARU 2008.