05 Januari 2008

Menikmati Pukulan Ombak

Di mana-mana cuaca, terutama di laut, lagi tidak bersahabat. Menurut kabar yg dilansir situs berita RadioBakuBae.com, gelombang air laut pada perairan Maluku bahkan mencapai tinggi sembilan meter. Para nelayan terpaksa banyak yg tidak bisa melaut. Buntutnya harga ikan di Ambon jadi melonjak beberapa kali lipat dari harga normalnya.

Warga yg tinggal di tepi pantai pun ikutan was-was, kalau-kalau rumahnya diterjang ombak. Tapi yang namanya anak-anak, hantaman keras ombak besar di talud Pusat Pertokoan Mardika ini, justru dijadikan ajang bermain. Setiap pukulan ombak pecah di talud, mereka langsung berlari-larian sambil bercanda dan ketawa terbahak-bahak. Jadi ingat masa kecil di kawasan pantai Mardika ini. Ketika lautnya belum tercemar. Ketika belum banyak 'terumbu karang' dari tas kresek sampah belanjaan berlabuh di dasarnya.

Dunia kanak-kanak memang selalu polos dan apa adanya. Bagaimana masa kanak-kanak sahabat sekalian? Pasti banyak pengalaman menarik ya.

1 komentar:

SinceYen mengatakan...

Wah bener jadi ingat kecil dulu, ingat pante Tantui yg karangnya masih idup, airnya masih jernih banget, ingat pante Poka, ingat Natsepa, Liang, Namalatu, Latuhalat... ah.. terutama ingat pante Waitatiri, tempat gale bia manis dulu...

Pertanyaan yg terbersit, sampai kapan pantai dan laut Ambon ini masih bisa bertahan? Kawasan pantai yg semakin tergeser atas nama pembangunan, barisan karang hidup dan lapisan karang2 tua yang makin terancam... ah....
Ah, jadi melenceng dari isi postingnya :)

Jadi ingat banjir Galala dulu deh.
Btw, nice photo!!!